Hot Posts

10/recent/ticker-posts

Safari Literasi pujangga menyapa Perdana di Desa Krasak

 

Indramayu,TGN


Dinas Perpustakaan dan Arsip bekerjasama dengan Sanggar budaya Surya Pringga Indramayu di pimpin mba Sri Tanjung, di wakili Kepala Bidang Pengelolaan Perpustakaan dan Pelestarian Bahan Pustaka Boy Billy Prima mengagendakan  acara "Safari Literasi pujangga menyapa" Perdana di Desa Krasak Kecamatan Jatibarang Kabupaten Indramayu di aula kantor balai desa dan dihadiri oleh Kepala Desa Krasak Khairul isma Arif dan Pecinta lestari naskah kuno (22/4/2022)


Acara tersebut dimaksudkan agar warisan leluhur tetap tersimpan terjaga, tidak hilang oleh zaman,dan tidak di klaim oleh negara lain, acara Perdana "Safari Literasi Pujangga menyapa" digagas oleh pecinta lestari naskah kuno berawal dari diskusi dan didukung oleh Pemerintah kabupaten Indramayu melalui Dinas Perpustakaan dan Arsip,Hal ini penting karena babad(sejarah) perlu di Lestarikan agar anak cucu tetap menjaga merawat naskah-naskah kuno.



 Ketika diwawancara oleh team TGN kepala Desa Krasak Khairul isma Arif  menjelaskan"Harapan kita dengan ditemukannya naskah kuno di desa Krasak. terkait memang kita sendiri disini telah ditemukan banyak Naskah kuno.


Naskah kuno ini kita yang menemukan juga tau isinya, dan kita yang menemukan juga tau cara merawatnya cara menjaganya jangan putus di generasi kita, siapapun yang akan melanjutkan ke pemerintahan desa ini sampai dengan anak cucu kita nanti, Naskah ini masih terawat dengan baik.jadi, biar sampai nak cucu kita nanti tetap melestarikan dan tetap menjaga  merawat naskah-naskah kuno ini Peninggalan orang tua terdahulu (leluhur)", tandasnya


Boy Billy Prima selaku Kabid Pengelolaan Perpustakaan dan Pelestarian bahan Pustaka memaparkan"berawal dari  diskusi kecil para pecinta lestari naskah kuno . Bahwa di Indramayu itu ternyata banyak potensi naskah kuno yang belum tergali, karena tadi masih banyak masyarakat kita bahwa benda itu dianggap pusaka sakral .



Bahkan kebanyakan itu masih dibungkus rapi dengan lawon putih(kain kafan putih) bahasanya, dibungkus dengan bunga-bungaan sehingga memperlakukan itu sebagai sesuatu yang sakral.


Bahkan ada juga yang memperlakukan nya dengan cair air kembang tujuh(7)rupa misalnya, ini sangat disayangkan sekali karena di dalamnya itu kalau kita buka kita dapat naskah-naskah kuno didalamnya terdapat ilmu ilmu pengetahuan tentang babad (sejarah).jadi kalau diperlakukan seperti itu rusak. Nah ,ini harus kita edukasi kepada masyarakat ilmu-ilmu yang harus kita gali.

Pertama kali kita mengedukasi itu memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa kita harus merubah mainset bagaimana memperlakukan naskah kuno.


Kedua, kita ajarkan mereka bagaimana cara merawatnya supaya jangan sampai rusak,disirami dengan kembang(bunga) menurut mereka itu menjaga leluhurnya ,tetapi itu tidak sebenarnya. Nah itu yang kita secara perlahan-lahan rubah.


Selain menjaga bentuknya juga ternyata ada nilai budaya juga ada di tembangkan dengan kidungan ada dengan gaya Pupuh Kinanti,Dandang gula.  


Itu kan nilai-nilai budaya yang sangat jarang sekali kita dengarkan , sehingga dalam safari ini kita sempatkan juga bahwa itu kita biasakan mendengarkan hal itu.

Jangan-jangan generasi kita sama sekali tidak mendengar kidungan itu dari lahir sampai dia sekarang.


Kemudian berikutnya setelah biasakan itu tetap lestari juga harus di mediakan dan di alih bahasakan supaya naskah kuno itu bukan hanya dirawat sampai awet tapi kita harus tau  isi kandungannya karena mungkin didalamnya ada nasehat-nasehat  atau mungkin ilmu pengetahuan relevan dengan kehidupan kita itu di kaji , mungkin didalamnya juga relevan dengan ajaran-ajaran agama Islam , ajaran-ajaran dalam sosialisasi mungkin didalamnya.


Berikutnya juga kita ingin ,Naskah kuno di mediakan bahkan bahasanya bukan bahasa Indonesia saja bila Diharuskan bahasa Inggris (internasional) supaya dipelajari juga secara internasional oleh mereka wisatawan asing, kita Digitalisasi Naskah-naskah kuno tersebut setelah di alih mediakan alih bahasakan supaya tetap lestari.


Mudah-mudahan dengan safari literasi ini yang kita rutin adakan  itu juga semakin banyak masyarakat dan pemerintah desa berperan aktif dalam memperlakukan dan melestarikan naskah kuno nya  dengan benar, Ada meningkat peran aktif masyarakat untuk menjaga  memelihara  mengembangkan mempelajari Naskah-naskah kuno ", Pungkasnya.

Terkait, respon Bupati Indramayu Hj.Nina Agustina S.H ., M.H. C.R.A. sangat merespon kegiatan Para pecinta lestari naskah kuno.


 Setiap kegiatan selalu kita Laporkan kepada Kepala Dinas Perpustakaan Dan Arsip Drs. Iwan Hermawan M.pd.


   Respon Bupati Indramayu, beliau sangat merespon "mudah-mudahan menjadi ajang meningkatkan literasi kita. Literasi ini bukan sekedar  ajang buku dan baca, tetapi juga terkait dengan pelestarian juga, apalagi menggali naskah juga termasuk literasi".(Red)

Posting Komentar

0 Komentar